Jumat, 04 Juli 2014

Telepati






"Telepati itu bualan, makannya Alexander Graham Bell ditakdirkan jadi penemu telepon"

Re (Supernova: Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh)

Seberapa sering kau wanita harus menunggu telepatimu datang mengundang? seberapa lama waktumu habis karena terforsir oleh super egomu yang terus berbisik "nanti dulu, yakali kita ngabari duluan". Terus saja menunggu sampai mampus kalau begitu, lock - unlock - lock - unlock, begitu kan sekiranya jarimu menari ditengah gelisah dan keringat dinginmu mulai terkucur? oh ya, kalau di Mobile Phone jaman sekarang ini kan ada jam di setiap active mode? tuh makan tu waktu untuk menunggu. Terus saja berdoa melalui telepati, mau frekuensi AM atau FM? nanti dulu, telepati kan tak semudah itu (mulai membela diri akan kemampuan perasaan atas logika yang selalu diangung - agungkan).

Seberapa banyak kau pria mencari display picture wanita yang dewasa ini mulai berat karena kamera 360 terlalu banyak membawa bedak,  begitu putih. Mampus saja kalau kau terus menunggu foto setengah badan dengan dada di busungkan, terlihat bagus bukan? iya bagus, bagus dan selamat buat kamu yang telah memasuki kepalsuan baru dan diakui atas dasar nafsu. Mulai lah kamu mengelak bahwa itu telepati yang nyata, terangsang karena itu. Benarkah? itu telepati? coba kalau kamu tidak menyentuh mobile phone mu itu, masihkah kamu dapat bertelepati dan mengimajinasikan dia?(Bisa lah, pria itu kan kalau tidak mikir kesenangan pribadinya, pasti ada disekitar selangkangannya "bisiknya lirih")

Tiada habisnya logika hancur atas imajinasi tiap detik, menit, jam. Cukup, aku sendiri belum paham konsep itu. Ada yang bilang itu hanya imajinasi. Bagaimana mungkin imajinasi muncul atas logika? harusnya bebas dan dinamis, bukan terstruktur dan masuk akal? Lalu bagaimana dengan telepati? ada yang bilang bahwa jika bulu alis atau bulu mata jatuh manis diatas permukaan pipi manis, maka ada yang merindukan ku? itu telepati atau imajinasi atas telepati?Coba, coba aku hubungkan, karena telepati tidak dapat berdiri sendiri, harus ada penerima pesan didalamnya, sedangkan imajinasi, bebas. Aku terpejam, berfikir tentangnya, dan kemungkinan yang muncul adalah imajinasi. Kalau begitu, anugrah Tuhan mana yang aku dustakan? orang bilang aku sebagai manusia memiliki hati, tentu saja ada perasaan yang mengkontruksi telepati dan frekuensi untuk mengantarnya. Aku mulai lelah jika karena telepati dan frekuensi aku harus menunggu, sama saja aku menyimpan ide tanpa di ucapkan.

Memulai dengan deretan kotak yang kecil, kabari lah. Sekarang ada Line, We Chat, WA, Kakao Talk, Telegram, oh...oh....bahkan fungsi sebuah telepon yang mulanya diciptakan oleh Alexander masih tersedia. Bahkan sekarang sudah tersaji secara sempurna dengan QWERTY. Tunggu apalagi? tunggu dulu, aku masih terjebak pada keraguan ini, semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan di Respect