Minggu, 02 Juni 2013

PERSIRES Day!


Stadion Sumitro Kolopaking, hari ini tanggal 2 Juni 2013 pukul 15.00 WIB hingga 17.15 WIB, Parakancanggah, Banjarnegara. Persires Banjarnegara VS Persekap Pasuruan. Divisi Utama LPI


Tiket Resmi yang di sponsori oleh Djarum Super
Sudah lama sekali kota kami hening dan sunyi, apalagi sangat ironis melihat stadion yang sudah siap untuk bertarung tapi tidak pernah ada para pejang yang rela meninggalkan semua pekerjaan mereka demi sebuah nama kebanggaan seperti yang selama ini di nyanyikan di pinggir lapangan. Dulu kala, pernah ada orang tua yang berbicara kepada ku tentang betapa hebatnya kota ku ini ketika berbondong - bondong menyaksikan sebuah irama yang diatur melalui sebuah bola. Orang tua itu begitu rindu akan riuh stadion yang letaknya tidak jauh dari ini. Setiap kali menapakan kakinya di jalan menuju stadion pasti akan terasa begitu semangat dan begitu bergairah. Bahkan orang tua itu bilang" gaweanku tak tinggal nek mbanjar maen mas" (pekerjaan ku tak tinggal kalau Mbanjar --sebutan kota ku-- main). Namun itu sudah dulu kala, orang tua itu sudah begitu lama tidak merasakan gemerlap semangat yang riuh di dalam stadion.

Belum lama ini aku sering menghabiskan waktu untuk berputar menggunakan sepeda di sekitar stadion dan melihat ke arah turunnya matahari sembari membayangkan betapa hebatnya jika stadion ini dipenuhi dan disesaki oleh para pejuang harga diri. Betapa hebatnya mereka jika merelakan apa yang sedang mereka kerjakan untuk menghabiskan energinya demi melihat bola yang diombang ambingkan. Tak peduli siapa yang menang dan kalah, semua sudah siap menghabiskan energinya seperti aku yang menghabiskan energiku saat itu diluar dengan mengayuh sepeda secara perlahan sembari melihat sekeliling stadion dan berharap di depanku akan banyak terparkir roda dua, mungkin jumlahnya ribuan--benak ku saat itu--.

Selama aku menghabiskan waktu ku di Yogyakarta, aku selalu menyediakan energi ku untuk habis dan ikut dalam gemerlap kemerahan bersama ratusan pendukung Setan Merah (Manchester United). Hampir setiap minggunya aku selalu berkeringat ketika memakai jersey Thailand kw AAAA yang hingga saat ini belum pernah aku cuci sekalipun. Selain itu, aku juga menyempatkan untuk menyaksikan pasukan Elang Jawa di Maguwoharjo International Stadium. Padahal aku bukan orang asli Sleman, tapi itulah sepak bola, emosinya selalu merasuki jiwa untuk melihat bola yang diombang ambingkan kesana kemari.  Saat aku memasuki Stadion milik pasukan Elang Jawa pun aku berbenak. Didalam benak ku aku berkata "kapan aku bisa mendukung tim dari kota ku sendiri? mengapa harus tim dari wilayah lain, bahkan yang jauhnya antar benua pun aku dukung. huft--sembari menghela nafas dalam benakku--."

Waktu telah memakan eranya dan semua berlabuh pada fajar dan senja. Begitu pula dengan ku, setelah aku menyelesaikan study ku di kota pelajar itu, aku memutuskan untuk menikmati irama untuk mengukur seberapa jauh aku bisa bertahan di kota ku sendiri. Salah satu cara untuk bertahan adalah dengan olah raga. Saat itu aku memilih futsal rutin setiap seminggu sekali agar bisa bertemu dengan kawan lama. dan disitulah aku mulai menemukan adanya mimpi yang selama ini hanya terucap di lidah. Saat aku bertemu kawan lamaku, mereka semua berbincang mengenai sebuah tim sepak bola dengan nama Persires. Aku pikir saat itu  Persires adalah sebuah tim kelas tarkam yang sedang mengikuti kompetisi lokal di Banjarnegara. Aku tidak begitu bergeming saat itu karena aku hanya mengenal nama Persibara sebagai salah satu klub sepak bola di kota ku ini. Namun semakin hari, ternyata dugaanku salah, bahkan salah besar. Persires adalah klub yang saat ini menjadi tumpuan emosi dan hampir mulai merasuki harga diri orang - orang penikmat sepak bola di Banjarnegara. Klub ini datang seperti mimpi yang tak pernah terpikirkan oleh ku sebelumnya. Pemilik dari klub ini adalah orang Medan yang mempercayakan Banjarnegara sebagai tempat yang tepat untuk di jadikan markas dan bertarung.

Tentulah potensi petarung bola dikota ini mulai menjadi, mereka mulai menunjukan tajinya meskipun masih banyak pasukan yang didatangkan dari kota lain. Dan meskipun tim dengan nama Persires ini sampai kapan akan di embel - embeli Banjarnegara. Namun yang sekarang perlu ditunjukan adalah betapa rindunya kota ini untuk riuh dan datang berbondong - bondong serta menghabiskan energi mereka, merelakan semua pekerjaan mereka untuk membuat seisi stadion berteriak. 

Kaget, tercengang, senyum, senang, semua menjadi satu. Aku masih sedikit ragu apakah ini benar - benar kotaku yang sudah lama aku tidak menghabiskan waktu disini? Oh Tuhan, aku mulai berfikir, apakah ini jawaban dari Mu tentang pertanyaan sebagian orang dimuka dataran tanah Indonesia raya ini . Pertanyaan tentang" DIMANA ITU LETAK BANJARNEGARA?" Mungkin itu pertanyaan yang hampir masuk lelucon semua orang Mbanjar dan pasti mengiris telinga dan hati ketika harus menyebutkan "Banjarnegara itu Dieng, Banjarnegara itu sebelah nya Wonosobo" lalu ada sahutan lagi"oh iya aku ngerti Dieng Wonosobo". Sial!!! bukan itu yang kami harapkan. Tapi mungkin ini waktu yang tepat untuk memunculkan, setidaknya di peta pelajaran Geografi bahwa Banjarnegara itu ya Banjarnegara, tak perlu lagi menyebutkan sebelah kota mana. Mungkin tim sepak bola ini akan menjawab dimana letak Banjarnegara.

Dan hari ini aku menyaksikan motor roda dua yang parkir di depan stadion ini berjumlah ribuan, seperti yang aku bayangkan sedari dulu saat aku mengayuh sepeda hingga pelataran stadion ini. Saat aku membeli tiketnya pun masih serasa mimpi. Apakah ini benar - benar ada di kota kami?. Lalu aku beranjak untuk memasuki stadion ini. Aku melihat ribuan penonton sudah duduk rapi. Kini Stadion ini benar - benar riuh, meskipun tidak seriuh para Jack Mania atau Aremania. Stadion ini di jejaki para hooligan untuk menunjukan bagaimana seharusnya mereka mendukung tim dari kota mereka sendiri. Tak perlu lagi mendukung tim dari kota lain karena ada kebanggaan disini. Bukan "karbitan" bukan pula "Glory Hunter". Ini yang seharusnya dilakukan oleh orang asli sini, mendukung tim sendiri. Meskipun dengan nama tim yang masih terdengar asing, namun itu perlahan akan menjadi emosi dalam tubuh orang kota ini karena yang dubutuhkan adalah pertarungan diatas lapangan. Bukan hanya nama yang selama ini di elu - elukan namun tak pernah bisa bertarung.

Aku tak peduli sejauh mana nama Persires ini akan dipakai untuk melengkapi hati Banjarnegara. Yang perlu aku pikirkan saat ini adalah bagaimana caraku untuk meluangkan waktu dari semua kegiatanku untuk datang ke stadion Sumitro Kolopaking ini dan mendukung tim yang seharusnya aku dukung. Tidak akan ada lagi meneriakan yel - yel di stadion kota lain, kini Sumitro Kolopaking siap untuk dipenuhi yel - yel yang berambisi dan berdikari. Dan kini, tim yang dulu pernah didukung oleh orang - orang diluar Banjarnegara ketika mendarat di kota lain akan menjadi lawan nya. Mungkin yang ada di Semarang tentang dukungannya terhadap PSIS dan yang ada di Yogyakarta tentang mendukung PSS maupun PSIM. Semua kini berbalik arah, karena dukungan kepada tim di kota pendaratan itu bersifat sementara, kini ada PERSIRES BANJARNEGARA yang perlu disaksikan aksinya.

Rabu depan, PSS Sleman yang akan menjadi saksinya. Dan tanggal 16 Juni 2013 mendatang, PERSIS SOLO akan menyaksikan riuhnya stadion Sumitro Kolopaking. That's It boy! let's Cheers our Tim!!!

MBRAHOL (MBANJAR HOOLIGAN) menyanyikan yel - yel Persires


Terus bersuara tak peduli tim dalam keadaan seperti apa, yang mereka tahu hanyalah menjadi pemain ke 13 bagi Persires


Berangkat bersama, bernyanyi bersama, dan berteriak serta angkat tangan bersama

1 komentar:

Silahkan di Respect