Rabu, 29 Mei 2013

Tujuh Bait Satu Rasa

Terhalang untuk membentang tinggi seperti pencakar langit
Semua ingin mendahului dan memuncaki satu sama lain
Semua ingin memiliki semua dari semua yang ada
Tak peduli ada lampu merah disana

   Hilang, sesaat, terdiam, sunyi, gemerlap, hingar bingar
   Berputar seperti komedi putar di taman malam
   Berputar membelakangi kuda - kuda yang terdiam
   Hanya bisa naik turun, hanya bisa belok sesuai putarannya

Tidak bisa menjadi selamanya yang semestinya
Tidak bisa menjadi semestinya untuk selama - lamanya
Tidak bisa untuk tidak mengatakan tidak bisa
Tidak bisa untuk mengulang - ngulang kata yang pernah di corat coret sebelumnya

  Bayangannya berkempul menjadi satu di pantai selatan
  Satu per satu berdatangan dengan pasukan
  Tak henti - hentinya nama ku di elu - elukan
  Sehingga aku hanya terdiam karena mereka datang dengan pasukan

Aku hanya ingin menyatakan secara konotasi hari ini
Aku sudah terbaring lesu dan siap untuk di relakan
Tidak ingin masuk pada gerbang yang terbuka lebar
Tidak ingin menutup gerbang dari dalam, hanya ingin menutupnya dari luar

  Seperti yang di ucapkan Maha Tera yang Bijaksana
  Meninggalkan kesunyian untuk sebuah kearifan
  Menjunjung tinggi kearifan untuk bersabar
  Dan memanggil diri sendiri untuk tetap berdiri tegak diatas aspal yang ku injak

Diatas bangku kulit yang aku duduki, diatas kursi yang aku duduki, dan di atas rumput yang aku ajak berlari
Jangan pernah mengajak ku lagi dala irama yang sama
Para serigala ku siap untuk bertualang dengan ku, dengan buas
Silahkan lah untuk menutup gerbangnya sekarang juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan di Respect