Senin, 20 Mei 2013

Topi Koki

Photo and Edit by: @andrihariini

Tomat, apel, jeruk berbaris mendatar untuk siap ditatar. Kubis, seledri, brokoli juga menampakan diri untuk segera di mutilasi. Tak lupa satu kotak susu putih untuk melengkapi manisnya topi koki. Selaput kain berwarna warni menggantung dengan rapi di lekukan leher Bintang yang telah bersiap untuk membangun kebahagiaan. Setelah belajar cara menggesut pakaian dengan cara yang manual, kini Bintang belajar hal lain untuk membuat kejutan baru. Tidak lain dan tidak bukan hanyalah demi mama tercinta. 

"Bintang kan anak mama, kalau bukan anak mama, anaknya siapa?ga mungkin papa melahirkan" ucapnya sembari mencuci buah - buahan yang sudah ditata rapi didepannya.

Perumpamaan anak mama bagi Bintang adalah anak yang mampu membuat mamanya bahagia. Bayangkan saja, setiap hari hanya menunggu Bintang pulang sekolah yang kurang lebih 7 jam disekolah. Setelah itu berangkat les bakat dan pulang sore untuk mengaji. Malamnya? jangan ditanya, PR menumpuk di meja belajarnya dengan rapi, semua harus di kerjakan Bintang setiap harinya. Dalam lingkungan kolaborasi antara merk Sinar Dunia dan Yudistira setiap harinya, Bintang memiliki ide untuk membuat mamanya tersenyum, dengan cara berpenampilan Topi Koki.

Jam sudah melaju dengan kencang di pukul 3 sore, masuklah ibu Wulan dengan style hijabers masa kini untuk menerangkan tata cara membuat cookies yang diakhiri buah - buahan sebagai hidangan penutup. Bintang memperhatikannya dengan cermat. Bintang memulainya dengan bacaan Basmallah dan mengusapkan kedua telapak tangannya di satuan karya Tuhan yang meliputi alis hingga bibir. Usapan tangan bekas doa ia gunakan untuk mengambil mata tajam berbentuk logam untuk mengadili dan membagi secara adil coklat yang sudah berbaring dengan ikhlas didepannya. Dibentuklah per kotak si coklat itu agar terlihat manis untuk dibuat cookies. Bintang mulai menghitungnya secara perlahan untuk memastikan bahwa jumlah dan ukuran coklat bisa di panaskan dalam suhu 100 derajat diatas logam yang tidak pernah berkarat jika dipertemukan dengan api. Saat coklat sedang dipanaskan, Bintang menyiapkan buah - buahan bersama dua teman riangnya untuk memotong buah - buahan sebagai hidangan penutup. Bintang juga membuka lebar telinga nya secara jelas untuk mendengarkan apa yang diucapkan oleh ibu Wulan karena dia harus membagi konsentrasinya antara memotong buah dan mendengarkan. Bintang memang bukan smart phone yang multifungsi, tapi Bintang adalah era yang hidup di dalamnya sehingga harus bisa melawan apa yang dibuat oleh kaumnya.

Oh tertanya Bintang terlalu asik bercanda dengan dua temannya hingga ia tersentak dengan aroma coklat tak sedap. Bintang melihat coklatnya merekat keras di logam tak berkarat itu. Ia sedih, sempat mengizinkan pintu air matanya terbuka sementara. Namun ibu Wulan perlahan meyakinkan pada Bintang bahwa coklat yang merekat itu adalah kekuatan cinta sang Bintang pada ibunya. Bintang menganggukan kepalanya tanda ia paham apa yang harus ia lakukan setelah ini. Ia mengambil Spongbob untuk mencuci logam tak berkarat itu dan memulainya dengan awal. Ia tetap tersenyum karena percaya bahwa mamanya akan tertawa melihat kegagalannya. Bintang meminta kepada Andri -- yang mendokumentasikan kegiatan-- untuk membingkai foto coklatnya yang meleleh agar mamanya tertawa senang. Setelah Bintang memulainya dari awal, kini a berhasil membuat cookies yang sudah dicetak. Tak lupa ia tambahkan emot :) sebagai tanda bahwa hari ini ia belajar untuk membuat mama nya tersenyum. Ia juga menghiasinya dengan potongan buah - buahan agar cookies yang dihidangkan untuk mamanya terasa lebih segar.

Memang laju waktu tak pernah terkira, semua hingar bingar begitu cepat selesai dengan adanya panggilan Tuhan di kala senja. Tepat pukul 6 senja, mama Bintang sudah menyambut dengan pelukan hangat dan senyuman.

"mama...Bintang hari ini bikin cookies loo. Mama kan suka coklat, tapi tadi Bintang gosong masaknya, tapi tetep enak loh ma, hahahaha"
Bintang mengucapkan saat mamanya memeluk, setelah mendengarkan ucapannya, mama bintang mengecup mesra kening Bintang dengan penuh cinta dan mengambil topi koki yang terpasang dengan gagah di kepala Bintang sembari berbisik:
"mama sayang bintang, nanti mama belikan coklat lagi ya, kita masak bersama dirumah, kita bikin yang enak buat papa dan adek. oke sayang"

Pernahkan sebelumnya kita membayangkan betapa tidak lazimnya beban saat menunggu?bukankah menunggu itu adalah sesuatu yang paling tidak menyenangkan?itulah sepertinya yang dialami oleh ibunda dari Bintang. Ia tak peduli dengan kesibukan yang dimilikinnya, siang hari ia bertemu dengan terik dan meneteskan keringat untuk menghilangkan rasa rindu, tapi itu tak pernah mampu untuk menepis kejujuran bahwa ia selalu merindukan Bintang. Senja hingga Fajar adalah waktu yang tepat untuk menyongsong rasa rindu yang selalu terbelunggu oleh terik matahari.
             -----------------------------------------------------------------------------------

Berapa banyak dari kita yang sudah membuat mama kita senang hari ini?? 
Berapa banyak dari kita yang selalu mengeluhkan kalau mama kita cerewet hari ini??
Berapa banyak dari kita yang sudah mendoakan mama kita hari ini??
dan berapa banyak dari kita yang sudah mencoba membuat masakan lezat untuk mama SELAMA INI??
Bintang punya satu cara untuk itu, dengan cara ber-TOPI KOKI
:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan di Respect