Jumat, 31 Mei 2013

Pelukan Hangat dari Gumpalan Asap di Malam Hari

Ada yang sedikit aneh di bulan ini. Bukan karena namanya yang tidak pasti, tapi manusianya itu sendiri yang bertingkah dan membuat peraturan dengan alam. Bukan kah alam tak pernah menjawab iya atau tidak nya tentang kesetujuan dengan peraturan yang di buat oleh manusia? Sudah jelas semuanya bahwa manusia selalu membuat peraturannya sendiri. Semua ulah manusia, semua berkat berkah otak yang tak terbatas pencapaiannya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------

Malam hari, kursi menjulang tinggi, dan layar 14 inch menyanyi menjadi salah satu agenda setiap hari. Bongkahan keramik yang telah di ukir dan gumpalan asam manis manja yang keluar dari mulut juga menjadi agenda setiap hari. Merokok lah! itu yang aku pikirkan tentang menikmati malam hari. Kebiasaan ini mulai merasuk dalam alur diri seperti mengunggah komunikasi yang terus berdikari. Pikirku tak pernah lekang dari tangan kanan yang memeluk erat batang tembakau ini. Sudah terbiasa, itu menjadi bagian dari rasa yang tidak pernah mati.

Tidak semua orang bisa menikmati asap ini, bahkan ayah saya sebagai pengepul asap pun masih risi jika mendengar aku berperilaku sama dengan nya. Entah apa yang terjadi pada sirklus tembakau ini. Aku tidak pernah paham tentang apa yang dipikirkan tentang menghargai, bukankah setiap hak asasi itu perlu dihargai? cobalah tengok lebih dalam tentang bagaimana arus tembakau ini menghidupi negri ini. Masih kah ada yang berbicara mengenai hak asasi? atau sekedar memperkuat citra diri sebagai orang yang sehat dan tidak merugikan orang lain? Merugikan orang lain itu bukan berasal dari asap bung! merugikan orang lain itu berasal dari hati dan pikiran. Coba masing - masing dari diri kita mulai mengambil alih apa arti yang sebenarnya dari hak asasi. Cukup berfikir itu saja, semua sudah diatur dan memiliki perannya masing - masing.
-----------------------------------------------------------------------------------------------

Asap ini terus berlari hingga embun pun entah ingin tahu siapa sebenarnya yang di nanti. Bukan teman bagi kopi atau saudara di pagi hari. Bisa saja saudara sehidup semati dengan panggilan alam yang selalu membuat para manusia berceceran berebut kamar mandi di pagi hari. Tembakau ini tidaklah membuat mati. Tembakau ini tidaklah membuat manusia menjadi - jadi. Itu semua hanya gumpalan asap belaka. Sopan, etika,semua dikalahkan oleh kepentingan yang bernegoisasi dengan kesehatan. Tak semua yang sehat juga mampu berdikari tampa tembakau yang semakin hari di lokalisasi ini. Aku tidak bergumam sebagai harga mati. Hanyalah kenikmatan belaka untuk saat ini, saat sendiri, saat berteman dengan angin di malam hari. Bukan terlalu serius juga bukan menganggapnya begitu mulus. Silahkan saja di caci wahai kalian yang tak mengerti. hari ini aku menghormati, hari ini aku meyakinkan diri tentang buaian perintis bisnis kesehatan. Hanya saja aku masih menikmati kopi diatas gumpalan asap hingga hari ini. Jika suatu saat mati, mungkin itu sudah menjadi kondisi yang berlabuh bersama konsekuensi. Tidak perlu di pungkiri, tembakau ini telah membangun negri ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan di Respect