Jumat, 24 Mei 2013

Negri Di Atas Awan, Rindu kah kalian?


Tulisan ini aku dedikasikan untuk pejuang 146 yang bersedia hidup selama 50 hari pada suhu yang tak menentu rendahnya. Sebentar lagi akan ada moment istimewa, apalagi kalau bukan Dieng Culture Festival. Tapi disini, aku tidak hanya mengajak kalian untuk ikut ke acara itu, aku hanya ingin berbagi dan bertanya, masihkah kalian rindu pada Negri di Atas Awan ini dengan segala kenangannya?? Begini kisahnya........


Negri yang panjang membentang pada lingkaran katulistiwa ini selalu menuliskan kisah yang bermakna

Makna dalam lingkaran cincin efek dari photoshop yang bibuat langsung oleh sang Maha Pencipta

Untuk menciptakan dunia tanpa batas dan alas yang diambang batas

Bahkan sinarnya tak pernah padam jika kalian ingat pada awal Juli hingga akhir Agustus, Kalian lah yang menyaksikan sendiri kisahnya. Negri di Atas awan.


Kalian bisa menikmati dengan cara kalian sendiri. Cara kalian yang begitu luar biasa menakjubkan bukan?

Kalian yang pernah mengumpulkan cahaya Nya dengan sempurna dan di bagikan kepada sekelompok warga

Lalu di aplikasikan melalui juru bibir yang tak akan pernah lepas kendali dan terus memperhatikan isinya.

Awalnya memang sangat canggung untuk berirama bersama dalam ruang yang sama, tapi kalian mematahkan itu.

Bahkan kalian berani menunjukan ada surga baru yang bisa di bangun, meski harus sabar untuk menikmatinya. Meski tingkat mustahilnya tinggi untuk diterima penggila emas kentang disana.

Cukup sajalah kalian melangkah pada alam hijau yang bebas beserta polusi nya. Karena kalian juga tahu bahwa keindahan ini selalu dirusak oleh asap mengupal.

Mengupal atas nama cinta yang di dedikasikan melalui kertas dan logam dan di percaya menjadi  bahu bagi setiap keluarga. Padahal secara esensi kalian memahami, ini semua kotor.

Kalian melihat sendiri banyak hal kotor di tengah kumpalan logam dan kertas yang bernilai harganya itu.  Semua seolah dibuat baik - baik saja, Padahal tidak seperti itu adanya.

Rasa penasaran kalian juga semakin besar pada setiap sudut bukit yang membentang, hingga kalian mencoba mengumpulkan sekumpulan orang yang se visi dengan kalian.
Rasa penasaran itu tida berujung pada visi itu. Kalian selalu mencari waktu disaat adzan Maghbir akan dikumandangkan. Kalian selalu mencari satu nama, Rahma. segaligus selalu mengartikan apa arti tulisan jawa di lehernya

Tidak sekedar Rahma, hanya untuk memastikan bahwa tujuan kalian disini tidak hanya untuk memahami ilham yang begitu besar tentang keberagaman, tapi juga tentang keindahan sebuah makna keramahan. Kalian sendiri yang membuktikan.


Mencoba untuk selalu berjalan maju dalam tanah yang terjal dan menurun untuk memberikan satu ekspedisi pulau lentera yang kalian buat dari kertas di siang hari.

Dan selalu membuat mereka nyaman pada hangatnya kebersamaan yang dibangun satu per satu, hari perhari, dan tempat per tempat.

Tidak semua tempat dan waktu dapat menerima dengan indah. Tapi tempat terindah yang pernah menerima kita sebagai kekurangan adalah kehangatan dari aroma bayi dan sop yang masih mendidih dan sudah disajikan ke kalian. Semua agar kalian merasa hangat.


Sejatinya mereka tak jauh dari Batu yang duduk manis di telaga merdada bukan? Batu yang begitu keras mampu hidup di lingkungan yang indah. Seperti itulah sebagian dari mereka yang tidak sepenuhnya menerima kalian di akhirnya.

Tapi kalian tak pernah letih untuk menjaga mata di pagi hari pada sinar yang terik . Untuk tetap melaju pada papan yang masih kosong dan penuh debu.

memastikan mereka tak pernah lagi tertinggal oleh asa dan era


Dan satu per satu dijelaskan dengan hati yang sempurna

Tak pernah lelah sekalipun kalian harus terus memasang pipa untuk menyambut surga baru yang kalian pilih selama 50 hari

Dan tetap bersabar pada kebiasaan lama untuk menunggu dan selalu menunggu

Rasa cemas dalam menunggu pun kalian alihkan pada keceriaan yang kalian bawa dari kota dan kalian buktikan bahwa kalian jauuuuh lebih peduli dari yang mereka bayangkan.

Kalian rela membawa beban yang seharusnya bukan kewajiban kalian untuk dibawa.

Sekalipun kalian terlihat sangat ceria di depan kamera dan mereka.

Tapi mereka tak pernah tahu, bahwa kalian selalu berusaha untuk  memberikan keikhlasan kalian pada dunia yang berbeda dari sebelumnya. Selalu berusaha mengelupaskan kulit kacang nya sekalipun kalian dalam tangis yang mengiris hati.

Hati yang tak begitu kalian hiraukan untuk sementara waktu.  Untuk membentuk kumpulan tangan yang terpadu dan bersatu

Bukan, bukan terpadu untuk menipu. Terpadu untuk melepaskan belenggu yang selama ini menjilat lidah kalian sendiri

Hingga pada satu titik, kalian menemukan bongkah batu indah yang letaknya diluar jangkauan kalian

Sekalipun takut, kalian terus mencoba

Rasa tidak percaya diri terus kalian bangun dan kalian muntahkan jilatan yang membelenggu ketakutan kalian

Dan hasil akhir yang bisa walaupun harus ditemani dengan kebohongan yang menyakiti kalian


Hanya bersabar yang bisa menunjukan ketulusan kalian

Terus menunjukan keceriaannya lagi yang tak pernah padam


Pada lingkungan yang selalu menghabisi energi disaat menumbuhkan untuk menyambut bulan suci.

Sekali lagi selalu bersabar pada tingkah yang tidak menentu dan banyak permintaan di luar batas kemampuan


Seperti yang kalian rekam dengan sempurna untuk tahun - tahun mendatang

Meskipun di tahun mendatang pupuk ini pun tak pernah dipraktekan oleh mereka yang selama ini selalu meminta

Tapi yang aku dan kalian mau hanyalah tentang kerinduan. Kerinduan pada kebahagiaan yang kita bangun bersama meskipun itu terasa lucu disaat kita tertawa bersama. Bukan hanya berdua saja saat itu, tapi bersama saat ini


Seperti bunga merah yang tertanam rapi di telaga merdada. Tidak kah Kalian semua rindu Negri Di Atas Awan  ini, Kawan???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan di Respect