Jumat, 24 Mei 2013

From Malan to Dahsyat






Sepertinya perlu aku tuliskan disini, untuk beberapa hari kedepan tulisanku sedikit mengorek tentang teman - temanku. Selain itu, karena aku akan berpergian ke luar kota jadi aku memutuskan untuk menceritakan yang mungkin ada hikmahnya walaupun itu hal - hal aneh. Dan kemungkinan hanya sekedar menulis saja. Bukan karena apa - apa, jujur saja aku begitu rindu untuk menghabiskan waktu bersama teman - teman saya ini. Entah apa yang dipikirkannya, setiap kumpul pasti ada aja hal - hal aneh yang terjadi. Beberapa kejadian aneh tersebut sepertinya sempat terekam. Tapi jangan salah, dari beberapa kejadian aneh itulah sepertinya sudah diberikan beberapa pertanda tentang apa yang bisa kita lakukan di masa mendatang. Ini hanya asumsiku, dan aku mengalaminya. Dari beberapa hal yang biasa di lakukan di masa lalu, menjadi salah satu jalan di masa mendatang. Dan aku hanya ingin bilang, ini asumsi ku dan terjadi di kehidupanku.

  -------------------------------------------------------------------------------------------------

Sekitar awal tahun 2011 lalu, aku dan beberapa teman yang tergabung dalam KKN unit 146 --saat itu baru berjumlah 10 orang-- mencoba untuk  melakukan survei ke lokasi tempat dimana kami akan tinggal sekitar 50 hari disitu. Setelah berkumpul dan diskusi beberapa kali akhirnya kami memutuskan untuk berangkat menuju lokasi yaitu di dataran tinggi Dieng, tepatnya di desa Karang Tengah. Namun saat itu kami berasumsi bahwa kami bisa melakukan kegiatan KKN di desa Dieng Kulon yang mana desa tersebut sudah sangat maju dan siap untuk menjadi desa wisata. Tapi ternyata sudah di booking oleh group KKN yang lain dan akhirnya kami diantarkan oleh mas Alif --tokoh utama pembangunan wisata desa Dieng Kulon-- untuk menuju desa Karang Tengah. Desa Karang Tengah ini masuk ke dalam zona ke 2 dalam peta wisata di dataran tinggi Dieng. Artinya, wilayah tersebut masih butuh sumber daya manusia untuk mengolah dan diajarkan tentang potensi wisata. Tanpa pikir panjang, sepakatlah kami semua untuk menjadi penduduk desa Karang Tengah selama 50 hari.

Nah, tapi disini aku tidak ingin menceritakan apa yang kami lakukan selama 50 hari di desa tersebut. Disini aku akan mencoba sedikit menceritakan apa yang terjadi sebelum KKN kami mendarat di tempat, tepatnya saat makan siang. Bagi orang - orang yang biasa tinggal di daerah yang sejuk dan cenderung panas, menjejakan kaki di altar dataran tinggi Dieng adalah suatu hal yang baru. Bagaimana tidak, saat kami berkunjung ke Dieng, suhu mencapai 13 derajat celcius. Ya silahkan di bayangkan sendiri seperti apa dinginnya. Karena saking dinginnya, kami memutuskan untuk makan di salah satu warung yang cukup bersih di daerah terminal Dieng.

Namanya Dangan Prasetya. Hobinya liat instagramnya si dia. Ah, apapun lah pokoknya hari itu kami memesan beberapa pesanan yang berbeda. Entah apa yang dipikirkan si Dangan saat itu, tapi si setahuku emang Dangan orangnya nyleneh ya, sesuatu yang lumrah dibikin ga lumrah, dan sebaliknya. Nah saat itu Dangan punya hobi semacam reportase. Dimulai dari era reportase Burhan hingga Malan. Burhan sendiri artinya adalah Buru Hantu. Saat itu, the last minute boy --sebutan Dangan,Ipang,Dimas yang sok - sokan bikin gank-- mencoba menjejaki beberapa tempat yang konon katanya seram. Anak tiga itu emang SELO banget sampai menelfon salah satu teman ku yang bisa mengendalikan indra ke enam, Rere namanya. Hanya sekedar untuk menanyakan bagaimana keadaan disekitar mereka lewat telfon. Ah sumpah ini super SELO banget padahal besoknya ada ujian yang harus mereka kumpulkan. Padahal di tempat yang mereka anggap seram itu, mereka selalu lari terbirit - birit dan saling berteriak. Bukankah itu mengganggu warga sekitar??? coba saja tanyakan pada mereka ber tiga.

Setelah berhasil dengan beberapa kegiatan super SELO nya, sekarang gantian untuk membuat reportase yang lumayan aneh. Namanya MALAN alias Makan Jalan. Secara logika dan pemilihan diksi sebenarnya ini agak ga nyambung karena makan jalan berarti makannya sambil jalan, tapi ini tidak. Makannya sambil membuat leluconnya sendiri, direkam sendiri, di tonton sendiri, dan di diketawai bareng - bareng. Nah lo, itu gimana prosesnya. Ya pokoknya seperti itu lah...

Pertama kali Dangan melancarkan aksi MALAN nya ya saat di warung makan daerah Dieng tersebut. Dia mencoba membuat beberapa gerakan yang menurut dia lazim dilakukan sebelum makan. Mungkin bisa dilihat langsung di videonya seperti apa yang dia perbuat. Ya pokoknya seperti itu laah....SUSAH MENJELASKAN DENGAN RANGKAIAN KALIMAT CUK!! harus dilihat sendiri tingkahnya.

Tapi....Ada tapinya lho ini. Kebiasaan aneh si Dangan justru membawa berkah di saat ini. Banyak orang beranggapan kalah melakukan beberapa kegiatan aneh biasanya justru merugikan orang lain, tapi tidak berlaku bagi Dangan. Justru kebiasaan anehnya itu menjadi modal utama Dangan untuk menjadi calon bintang layar kaca. Wes jan...anak Madiun yang hobinya teriak - teriak kalau bangun tidur ini sekarang punya kesempatan untuk mempublikasikan kebiasaan anehnya. Kali ini tidak direkam sendiri, ditonton sendiri. Tapi di rencanakan terlebih dahulu, direkam dengan kualitas kamera yang jauuuuuh lebih oke, dan bisa di tonton secara massif oleh seluruh masyarakat Indonesia. Nah lo Ngan, saiki Mbengok sak karepmu neng ngarep Kamera!! hehehe

Lihat saja pada video ke dua dimana Dangan sekarang sudah menjadi tim Kreatif salah satu acara musik yang populer di tanah air. DAHSYAT!!! lalala.....yeyeye...lalaalala...yeyeyeye..... Dalam video itu, Dangan menggunakan topeng Batman dan sarung tinju saat membangunkan Olga dan memperagakan Harlem Shake. Sekarang setiap pagi Dangan nongol di TV untuk kegiatan Nyleneh nya Dahsyat. em.. Bukankah itu seperti sebuah keterkaitan. Apa yang dilakukan masa lalu bisa menjadi cerminan di masa mendatang?Bukankah?iya kah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan di Respect