Senin, 09 Mei 2011

Peringatan, entah itu yang namanya sebuah budaya Jawa atau sekali uang tetap uang ?

Malam ini tepatnya tanggal 9 Mei 2011 saya mendapat peringatan mengenai pelunasan administrasi kontrak kamar kos saya. Saya memiliki kekurangan sebesar Rp 300.000,- dari tahun ini. Sebelumnya saya pernah berkonsultasi dengan pemilik kos bahwa kekurangan bisa saya bayar sebulan sebelum KKN dan beliau bisa memaklumi. Akan tetapi sekarang hal inis angat berbanding terbalik, saya diberi surat peringatan pemutusan kontrak hingga bulan Juli 2011. Entah bagaimanapun caranya saya harus pergi dari ruangan ini, dimana saya menulis 31menulis ini. Ruangan yang selama ini menjadi saksi perjuangan hidup saya selama merantau. Saya rasa saya merasa di rumah ketika memasuki kamar kos saya ini. Saya akui memang saya salah dengan kekurangan administasi saya. Sebenarnya orang tua saya sudah memberikannya sejak lama, akan tetapi waktu itu uang sebesar Rp 300.000,- saya gunakan untuk membantu teman yang tidak mampu. Sampai sekarang seharusnya uang itu sudah ada, akan tetapi karena kelupaan saya membayar kepada ibu kos, saya harus mendapatkan surat peringatan ini. Terus terang saya sangat terpukul dengan surat tersebut. Mengapa saya terpukul? saya memiliki beberapa alasan, yaitu :
1. Saya sebagai penghuni lama yang selalu bersedia patuh dengan peraturan, karena alasan ini saya harus di putus kontraknya maka saya merasa "kurang" adil.
2. Saya mengajak banyak teman - teman saya untuk bermain di kos saya dan itu banyak menguntungkan bagi administrasi kos karena kos memiliki kantin. Semakin banyak yang beli makanan di kantin maka semakin banyak pula pemasukan pemilik kos.
3. Kesopanan sangat saya junjung terhadap apa yang diharapkan oleh lingkungan kos, akan tetapi ibu kos selalu memandang administrasi.

Ketiga alasan tersebut sebagai perspektif subyektif saya pribadi. Apabila saya mengeluhkan betapa banyaknya kekurangan di kos ini, akan tetapi saya selalu memberikan solusi bersama teman - teman kos. Alhasil, ibu kos memandang dari segi administratif lagi. Jujur saya sangat betah di kos ini karena suasana yang tak bisa saya dapatkan di tempat yang lain. Saya bertahan disini karena suasana, itu yang say cari. Tulisan ini saya buat sebagai keluhan saya. Mungkin ibu kos tak mau mendengar, akan tetapi saya yakin akan memberikan banyak pelajaran pada peserta 31menulis. Saat ini semua tetap tergantung pada administratif, apapun itu. Semoga teman - teman bisa bijak dalam menyikapi administratif suatu hal. Saya sekarang hanya bisa berharap kepada keajaiban untuk tetap tinggal di tempat yang super nyaman ini sekalipun bersifat administratif. :-)

2 komentar:

  1. semangat dir, ikut sedih juga denger cerita ini..
    semoga cepat dapat solusi terbaik..

    BalasHapus
  2. makasih banget ri dukungannya. Nek iki galu yang sebenarnya ri. :-(

    BalasHapus

Silahkan di Respect