Rabu, 11 Mei 2011

Keringat Air Mata

Merekatkan tangan dan mengencangkan tali sepatu berwarna kuning layu membuat suatu terik didepan kamar kos saya lebih bersinar. Terik tersebut lebih bersinar ketika sepasang sepatu sudah mendapatkan isinya. Isi dengan selurun tulang dan telapak yang menandakan adanya sebuah motivasi dan keinginan untuk melakukan sesuatu yang bersifat kata kerja, Running. Sore tadi bersama sahabat terbaik saya di Jogjakarta, Donjuan Aswin Mustafidz melakukan sebuah "inovasi" baru dalam membuktikan kebiasaan yang sering kita lakukan dan sangat sulit dihentikan, yaitu merokok. Asap manis rokok dan hempasan Co2 membuat saya memiliki motivasi untuk mempertahankan pendapat saya bahwa merokok adalah sebuah inspirasi. Entah itu inspirasi otak atau inspirasi untuk mulut. Tentu saja yang namanya inspirasi adalah seuah kumpulan dari gagasan ide ( menurut guru SD saya ) yang akan menciptakan sebuah hasil yang baru. 
Ternyata hasil baru tersebut adalah adanya keringat yang mengucur deras melalui pori - pori tubuh saya. Route sepanjang Gejayan hingga Jalan Kaliurang ( JAKAL ) terpaksa saya potong menjadi setengah route karena saking tidak kuatnya lari sepanjang itu di hari pertama "come back" berolah raga lari. Tujuan utama sebenarnya ada dari opsi yang saya berikan kepada sahabat saya tersebut untuk olah raga lari. Tujuannya yaitu untuk merasakan adanya dampak yang sangat jelas bahwa asap rokok maupun asap yang lain membuat daya tahan tubuh kita berkurang. Itu semua terbukti ketika baru setengah jalan saya dan Aswin memberhentikan diri untuk istirahat dengan jalan - jalan keil karena pernafasan yang terganggu.
Tujuan itu hanyalah obyektif langsung ( direct objective ) yang ingin di dapatkan saya dan sahabat saya tadi sore. Ada alasan tersendiri mengapa saya kembali melakukan aktivitas berlari di sore hari. Saya merindukan suasana dimana saya mengenakan kostum bernomor punggung 8 dan men-Dribble bola basket untuk saya passing dan shooting di lapangan. Ya, karena itulah saya kembali melakukan aktivitas ini. Entah mengapa di suatu malam saya meneteskan air mata ketika melihat foto saya bersama sahabat - sahabat saya dengan kostum " SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA" dan membawa piala benrbentuk dtangan yang menggenggam dunia. Saya merasa tertantang untuk kembali melakukan suatu hal krusial yang hilang selama ini. Seolah saya kehilangan nyawa seperti di adegan Harry Potter yang sedang bertarung dengan Lord Voldermouth dan nyawa terlihat tertarik ke atas. Adegan itu membuat saya teringat disuatu masa ketika teriakan - teriakan semangat saya dengar dari bangku penonton yang memenuhi lapangan pertandingan bola basket. Kali ini, tetesan air mata yang meluncur di malam hari akan saya ganti dengan keringat yang mengucur deras selama saya berlatih dan saya akan bertanding kembali di suatu kompetisi bola basket untuk kembali mendapatkan nyawa saya sebelum Lord Voldermouth menggunakan kekuatan penuh dalam mengambil jiwa saya. Semoga menginspirasi,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan di Respect